Selasa, 03 Maret 2015

Lomba Hias Tumpeng yang Berkesan

Alhamdulillah masih bisa nyempetin posting di blog ini walaupun tugas membanjir. Tapi tetep, santai tapi serius. Tugasnya sebagaian sudah kelar kok. Sebagaian, right! Kalau dulu aku pernah bilang, aku kalau ngerjain tugas sampai titik waktu penghabisan. Tugas selesai aja masih mau untuk mengoreksi kembali dan revisi. Bagaimana menilainya? Masih berasa tidak terpuaskan dengan usaha yang ada. Lalu, masih berlakukah itu sampai semester ini? Hebat kalo masih bertahan. Hohoho.
Langsung saja ya, aku mau cerita tentang lomba hias tumpeng. Lomba hias tumpeng kemaren begitu berkesan, friends. Bagaimana tidak? Aku dan timku dapat juara 1. Alhamdulillaaaaah. Subhanallah!! Hadiahnya uang 250.000 rupiah. Tapi yang terpenting bukan hadiahnya, kawan. Uang hadiahnya masuk kas, bukan masuk kantong kita. Huh, sedih. Hehe. Bukan-bukan, yang bener yang ini, yang bener pengalamannya. Yak, udah tiga kali ini, ini kali ketiga aku ikut lomba hias tumpeng. Dan tarrrraaa, menang! Yang buat terharu, ini adalah lomba hias tumpeng terakhir yang aku ikuti selama menjadi mahasiswa. Mengapa terakhir? maklum, mahasiswa tingkat mendekati akhir, hehehe. Semester 6, yah... semester yang katanya sebagian mahasiswa ‘bila merasa jenuh dengan tugas-tugas kuliah yang sulit, rasanya pengen nikah’. Hahaha. Sekarang masih usia 21 tahun. Mendekati dewasa lah, lalu untuk memikirkan masalah menikah menurutku itu wajar-wajar saja buat cewek. Aku pernah godain pacarku. Aku iseng nanya “Aa’ kapan kita nikah?” Yah malah dia ketawa sambil bilang “Aduh pertanyaannya berat, beraaaat...” Yah, kecewa lah ya nggak dijawab. Tapi giliran pas dia bilang tiba-tiba ngajak aku ke rumahnya dan mau dikenalkan sama keluarganya, aku malah diam mematung.
Eits, kembali ke topik pembahasan. Lomba tumpeng kali ini begitu berkesan karena aku montang-manting kesana kemari cari ide, cari tempat pesen tumpengnya dimana, ngambil tumpengnya sampek aku bolak-balik dua kali. Aku ditempatkan di kelas baru, friends. Karena kelas baru jadi masih ada adaptasi dan ada sedikit banyak miss komunikasi. Tapi tak apalah, semua itu terbayar lunas dengan kemenangan ini. Kata ibu, aku menang bukan karena beruntung, tapi aku menang karena pengalaman sudah ikut lomba hias tumpeng berkali-kali. “Makanya jurinya kasihan, kok Fikahati ikut lomba terus, kali ini dimenangin ah,” imbuh beliau. Walla, aya-aya wae sih ibu ini, mesti mendukung anaknya dengan cara yang mainstream.
Ini foto-foto aku pas lomba hias tumpeng dari tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga kuliah. Cekidot! >_<
Lomba hias tumpeng pas aku masih duduk di semester 1.

Lomba hias tumpeng semester 3. Kagak dapat juara juga. 

Tarraa, tumpeng juara satu tema NKRI Nusantara lewaaaat. Aku tetep kelihatan paling kecil sendiri. Hik, hik, hik!!