Kali
ini aku mau ngebahas topik yang asli dari pengalamanku sendiri yaitu ramalan.
Maaf kalau tulisanku ini menyingung beberapa pihak, tapi sebenarnya tidak ada
maksud apapun kecuali hanya curhat. Jadi gini, sebenarnya aku itu orang yang
nggak suka percaya ramalan. Tapi aku suka baca ramalan bintang kalo lagi megang
koran, boong dong. Iya baca juga tapi nggak percaya amat. Maksudnya gini,
setelah baca aku tuh meyakinkan diri bahwa apa yang ditulis di ramalan itu adalah
hal-hal yang umum. Jadi bila ada sesuatu yang dikatakan alias ramalan itu
sendiri, jadi orang tuh langsung bilang “oh iya bener”, “kok sama yaa kayak
yang aku alami”, dan lain sebagainya. Jadi aku nggak sepenuhnya percaya seratus
persen ramalan itu, baik ramalan itu baik atau buruk. Kadang kalau kebetulan
ramalan bintangku buruk, abis baca aku langsung doa. Perbanyak istigfar dan
mohon ampun. Oiya guys, for your information aja ya. Kalau boleh aku cerita
tentang diriku. Kalau mau kamu baca. Kalau mau kamu percaya, tapi kamu nggak
percaya juga gapapa. Jadi gini, aku orangnya nggak suka berkata-kata kotor dan
berkata-kata buruk. Aku menghindaaaari banget sungguh-sungguh kata-kata buruk
dan kotor. Misalnya rasa kekhawatiran, ketakutan, sumpah serapah, dan
lain-lain. Aku percaya bahka kata-kata adalah doa. Jadi aku berhati-hati. Aku
sering mengucap kalimat doa. Kata orang, latahku bagus soalnya nggak keluar kata-kata
buruk dan kotor padahal aku menghindari banget itu kata-kata.
Ramalan
itu muncul dari orang yang, Subhanallah, diberi kelebihan khusus. Salah satunya
mungkin indigo. Seseorang yang mempunyai kemakrifatan tinggi. Aku kagum dan
menghormati dengan orang yang seperti itu. Karunia Allah sungguh hebat. Berawal
dari sini aku flashback ke jaman aku kecil. Jaman aku SD itu hampir aku nggak
inget sampai sekarang. Padahal kata temen-temenku, masa SD-nya itu paling
indah. Masa bermain dengan teman-teman sampek mata pelajaran yang diajarkan Bu
Guru dan Pak Guru secuil pun ingat. Sedangkan aku? Persis, yang aku ingat masa
kecilku aku banyak bermain dengan teman-teman yang usianya diatas usiaku.
Karena teman sedesaku yang sebaya sama aku kebanyakan cowok. Eh! Aku punya tetangga
beda gang rumahnya sama aku. Dia cowok, inisialnya L. Dia itu usianya lebih tua
daripada aku dan setauku dia naksir sama kakak kelasku dan juga teman bermain
aku inisialnya D. Kok jadi inisial-inisialan sih? Singkat cerita mas L itu
pernah ngasih wajangan yang sangat aku ingat sampai sekarang. Menjadi seorang
yang mempunyai kelebihan itu jangan sesekali ditampakkan. Jadi apabila melihat
suatu hal yang nggak dilihat oleh orang lain, jangan cerita kalau nggak
ditanya. Harus membiasakan diri agar tidak kaget dengan apa yang ada, sekaligus
tidak takut. Pasang wajah senatural mungkin seakan tak terjadi apa-apa. Ih,
jangan terlalu serius ah. Ngeri, serem, merinding jadinya. Hehehe... maaf ya.
Dibalik
cerita yang menyenangkan, tak ketinggalan cerita yang menyedihkan. Aku pernah
punya guru yang mempunyai kelebihan khusus seperti itu. Dan kebetulan pagi itu
aku lagi jalan sama temanku cewek, posisi pas lagi di sekolah. Tiba-tiba
temenku cewek minta diramal. Aku sih ogah, aku ingin menghindar tapi nggak
bisa. Setelah temenku diramal, entar diramal melalui apa dan ramalannya apa,
aku lupa juga atau pas waktu itu aku nggak mau denger. Setelah itu beliaunya
melihat aku dan menatap tajam aku, dia bilang “kasihan anak ini”. Aku tertegun.
Rasanya awan hitam turun menyelimutiku dan sampai-sampai aku nggak bisa
melihat. “Apa sekasihan itukah hidupku, Pak,” bisikku dalam hati. Akupun melenggang
pergi dengan temanku. Sedih rasanya aku dengar kata-kata itu. Kadang kalau
ketemu beliaunya di SMA-ku dulu aku jadi takut dan trauma.
Ok
guys, semua cerita diatas hanya curhatan aku ya. Tidak ingin menyinggung
siapapun. Mohon maaf bila ada pihak yang dirugikan. Sambung curhatan berikutnya
yaa. See you!!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus